Trump Deklarasikan Korut sebagai Negara Sponsor Terorisme


Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Donald Trump mendeklarasikan Korea Utara sebagai negara sponsor terorisme, langkah yang memungkinkan Amerika Serikat menjatuhkan sanksi lebih berat pada Pyongyang.

“Selain mengancam dunia dengan kerusakan akibat nuklir, Korut berulang kali mendukung aksi terorisme internasional, termasuk aksi pembunuhan di tanah asing,” ujar Trump kepada wartawan di Gedung Putih, Senin (20/11).

Dengan keputusan ini, Trump menyatakan Kementerian Keuangan akan mengumumkan sanksi tambahan terhadap Korut pada Selasa (21/11) waktu setempat.

“Pendeklarasian ini akan menjatuhkan sanksi dan hukuman lebih jauh terhadap Korut dan individu terkait. Langkah ini mendukung upaya kami memaksimalkan tekanan untuk mengisolasi rezim pembunuh tersebut,” ucapnya.



Sejumlah pengamat menganggap langkah ini hanya bersifat simbolis karena saat ini Korut sudah mendapat serangkaian sanksi berat secara unilateral mau pun dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), terutama setelah Pyongyang melakukan uji coba nuklir keenamnya awal September lalu.

Namun, Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, berharap langkah ini dapat semakin mencegah pihak ketiga untuk bertransaksi dengan Korut yang dapat membantu Pyongyang mengembangkan senjata rudal dan nuklirnya.

“Efek praktis mungkin terbatas, tapi mudah-mudahan dengan langkah ini kita bisa menutup segala celah yang bisa membantu Korut mengembangkan senjata,” ujar Tillerson.

Meski begitu, beberapa ahli menganggap AS memerlukan bukti konkret bahwa Korut telah “berulang kali memberikan dukungan terhadap tindakan terorisme internasional” sebelum memasukkan negara di Asia Timur itu sebagai sponsor terorisme.

Menurut mereka, sejauh ini Korut dianggap belum memenuhi kriteria untuk dianggap sebagai salah satu negara pendukung terorisme.

Selain Korut, sejumlah negara lain seperti Iran, Sudan, dan Suriah telah lama masuk dalam daftar negara pendukung terorisme oleh AS.


Bumerang bagi AS

Di sisi lain, sejumlah pejabat intelijen AS yang mengikuti perkembangan Korut dari dekat menganggap langkah Trump tersebut bisa menjadi bumerang bagi Negeri Paman Sam, mengingat dasar penunjukan negara sebagai sponsor teroris sendiri masih diperdebatkan.

Berbicara anonim, pejabat intelijen tersebut mengatakan keputusan AS ini bisa memicu respons balasan dari rezim Kim Jong-un dalam berbagai cara, termasuk melakukan uji coba rudal atau nuklir baru.

Dia mengatakan, penunjukan ini pun bisa melemahkan upaya pemerintahan Trump yang tengah meminta bantuan China, sebagai sekutu dekat Korut, untuk lebih menekan negara terisolasi itu agar mau menghentikan ambisi senjata nuklirnya.

Pejabat itu menganggap langkah Washington ini juga bisa mempersulit jalan AS untuk berdialog dengan Korut dalam penyelesaian krisis.

Senada, negosiator utama AS untuk krisis Korut selama periode 1994 lalu, Robert Galluci, pun menganggap langkah yang diambil Trump ini tak dapat banyak membantu Washington menjinakkan Pyongyang.

Terlebih, Galluci menilai langkah ini sebagai sebuah strategi yang tidak tepat untuk meredam ketegangan AS dengan Korut.

“Saya tidak melihat bagaiamana penunjukan Korut sebagai negara sponsor teroris ini dapat membantu. Ini mungkin salah satu kesalahan perhitungan penting yang dilakukan pemerintah,” tutur Galluci seperti dikutip Reuters.

Sumber : www.cnnindonesia.com
Previous
Next Post »