Otoritas Korut menyebut Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah 'menyulut sumbu perang' terhadap rezim komunis itu. Korut menyebut konflik dengan AS tidak akan bisa diselesaikan dengan dialog.
Berbicara kepada kantor berita Rusia, TASS News Agency, seperti dilansir CNN, Kamis (12/10/2017), Menteri Luar Negeri (Menlu) Korut Ri Yong-Ho menyinggung pidato Trump di hadapan Sidang Majelis Umum PBB di New York pada September lalu.
"Dengan pernyataan gila dan bernada perang yang disampaikannya di arena PBB, Trump -- bisa dikatakan -- telah menyulut sumbu perang terhadap kami," ucap Ri seperti dikutip TASS.
"Kami perlu mencari penyelesaian hanya dengan hujan api, bukan kata-kata," imbuhnya.
Dalam pidatonya di markas PBB bulan lalu, Trump mengancam akan 'menghancurkan total' Korut dan menghina pemimpin Korut Kim Jong-Un dengan menyebutnya sebagai 'manusia roket'. Kepada TASS, Ri menegaskan Korut-lah yang menang dan memiliki hak pembalasan yang pantas terhadap AS.
"Amerika Serikat harus bertindak dengan pantas dan berhenti mengusik kami jika mereka tidak ingin mempermalukan diri mereka sendiri di hadapan seluruh dunia," tegas Ri. "(Militer Korut) Tidak akan membiarkan Amerika, negara agresor, tidak dihukum," imbuhnya.
Saat ditanya TASS, apakah dialog Korut-AS mungkin terjadi, tanpa ragu Ri menjawab 'tidak'. "Situasi saat ini -- ketika AS mengerahkan tekanan dan sanksi-sanksi secara maksimum, melontarkan ancaman militer kasar terhadap DPRK -- sama sekali bukan atmosfer untuk berunding," ucap Ri.
Komentar Ri ini berpotensi kembali menyulut perang kata-kata antara Trump dan Kim Jong-Un
Sumber : news.detik.com
ConversionConversion EmoticonEmoticon