Presiden Amerika Serikat (AS) Donad Trump menantang Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson untuk adu tes intelegensi (IQ). Komunitas orang-orang ber-IQ tinggi di dunia, Mensa, menawarkan diri untuk menggelar tes IQ bagi Trump dan Tillerson.
"Mensa Amerika akan merasa senang untuk menggelar sesi tes bagi Presiden Trump dan Menlu Tillerson," ucap Direktur Komunikasi Mensa, Charles Brown, kepada media The Hilldan dikutip Washington Post, Kamis (12/10/2017).
Mensa menyatakan pihaknya merupakan organisasi terbesar dan tertua yang beranggotakan orang-orang ber-IQ sangat tinggi. Mensa mengklaim memiliki lebih dari 50 ribu anggota di AS dan lebih dari 130 ribu anggota di dunia.
Untuk bisa menjadi anggota Mensa, seseorang harus mencapai skor 98 persentil atau di atasnya dalam tes IQ. Skor 98 persentil, yang hanya dimiliki setiap 1 dari 50 orang, setara dengan skor IQ sekitar 130. Ada lebih dari 200 jenis tes IQ yang diterima Mensa, namun organisasi ini memiliki satu tes IQ yang diakuinya, yakni 'Mensa Admissions Test'.
Perdebatan soal IQ Trump dan Tillerson ini bertepatan dengan momen organisasi ini menggelar lebih banyak tes IQ pada bulan Oktober ini. Dalam keterangan pers pada Selasa (10/10), Mensa menyebut semua orang dari berbagai latar belakang bisa ikut tes IQ yang digelarnya, termasuk politikus.
Meksipun dalam wawancara terpisah dengan CBS, Brown meminta orang-orang untuk tidak menganggap terlalu serius usulannya untuk mengetes IQ Trump dan Tillerson.
"Ketika kami sebelumnya ditanya soal IQ Presiden Trump dan tes IQ ... kami pikir akan menyenangkan untuk mengundang Presiden dan Menlu Tillerson untuk mengikuti tes kami -- bukan sebagai tantangan atau semacam komentar politik -- sungguh itu hanya untuk menyoroti bulan khusus bagi kami," kata Brown.
"Oktober 1946 ketika organisasi kami berdiri dan setiap Oktober kami memperingatinya dengan menggelar tes masuk," imbuhnya.
Trump dalam pernyataannya pekan ini meyakini nilai IQ-nya lebih tinggi dibanding Menlu Tillerson. Hal ini disampaikan Trump setelah Tillerson diberitakan menyebut dirinya 'bodoh'. Dalam wawancara dengan majalah Forbes, Trump menanggapi pemberitaan itu.
"Saya pikir itu berita palsu. Namun jika dia melakukan itu, saya rasa kami harus membandingkan hasil tes IQ. Dan saya bisa katakan pada Anda siapa yang akan menang," ujar Trump seperti dilansir kantor berita AFP. Menanggapi pernyataan Trump soal tes IQ itu, juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders menyebut Trump hanya bercanda.
Sumber : news.detik.com
ConversionConversion EmoticonEmoticon