Tiga orang dilaporkan tewas sementara 11 lainnya terluka ketika ledakan besar mengguncang pusat perbelanjaan terbesar di Bogota, Centro Andino, Kolombia.
Korban yang tewas termasuk seorang perempuan asal Prancis berusia 23 tahun.
Saksi mata mengatakan mereka dievakuasi dari bioskop dan beberapa toko setelah ledakan terjadi di lantai dua, tepatnya di kamar mandi khusus perempuan.
Dikutip dari AAP pada Minggu (18/6/2017), ambulans dan pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi. Mereka yang terluka dibawa ke rumah sakit. Insiden itu terjadi pada Sabtu malam 17 Juni 2017.
Wali kota Bogota, Enrique Penalosa mengutuk ledakan itu. Ia menyebut insiden ini adalah, "pengebomam oleh teroris pengecut."
Penalosa mengatakan, korban tewas asal Prancis bernama Julie Huynh, ua telah berada di Kolombia selama 6 bulan. Ia menjadi sukarelawan membantu kawasan miskin di kota itu. Perempuan itu berencana pulang ke Prancis dalam beberapa hari.
Dari sebelas yang terluka, tiga diantaranya dalam kondisi kritis.
Perhatian pemerintah langsung berfokus pada kelompok pemberontak yang masih aktif di negara itu, National Liberation Army, atau ELN.
Pada Februari lalu, mereka mengklaim melakukan pengeboman di lokasi adu banteng yang menewaskan seorang polisi dan melukai 20 orang lainnya.
Penalosa meminta warga di kawasan elite Bogota agar waspada, namun tak ada petunjuk kapan atau di mana serangan akan kembali terjadi.
Sementara itu, polisi mengatakan mereka tengah menyelediki jenis ledakan.
Pemerintah Kolombia sendiri telah mencapai kesepakatan dengan kelompok pemberontak Revolutionary Armed Forces of Colombia yang jelas jauh lebih besar dari ELN.
Dalam kesepakatan itu, pemimpin ELN turut serta, namun mereka menolak menyerahkan senjata.
Beberapa analisis mengaitkan lonjakan kekerasan di kota-kota di Kolombia dengan keinginan kelompok tersebut untuk merebut konsesi dari pemerintah di meja perundingan.
Sumber : global.liputan6.com
ConversionConversion EmoticonEmoticon